Minggu, 15 Januari 2012

MACAM-MACAM DAN KOMPONEN KURIKULUM


PEMBAHASAN
A.    Macam - Macam Kurikulum
Ada berbagai macam kurikulum di dalam suatu pendidikan di antaranya adalah sebagai berikut :
1)      Kurikulum Subjek Akademis
Model konsep kurikulum ini adalah model konsep tertua, sejak sekolah yang pertama berdiri, kurikulumnya mirip dengan tipe ini. Kurikulum subjek akademis bersumber  dari pendidikan kelasik (perenialisme atau esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Semua ilmu pengetahuan dan nilai-nilai telah di temukan oleh para pemikir masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya masa lalu tersebut.  Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Seperti halnya belajar adalh berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang di berikan atau disisipkan oleh guru.
Guru sebagai penyampai bahan ajar memegang peran penting. Mereka harus mengetahui semua pengetahuan yang ada dalam kurikulum. Ia harus menjadi ahli dalam bidang-bidang studi yang di ajarkannya. Jerome Bruner dalam the process of education menyarankan bahwa desain kurikulum hendaknya di dasarkan atas stuktur disiplin ilmu.
Sekurang-kurangnya ada 3 pendekatan dalam subjek akademis yaitu :
a.       Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan.
b.      Studi yang bersifat interaktif.
c.       Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.

2)      Kurikulum Humanistik
Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi ( personalized education )yaitu john dewey ( Progressive Education ) dan J.J.Rousseau (Romantic Education ). Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa, mereka bertolak dari asumsi bahwa  anak atau siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan, karna ia adalah subjek yang menjadi pusan kegiatan penelitian.
Pendidikan humanistic menekankan peran siswa. Pendidikan merupakan upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, akrab. Berkat situasi tersebut anak mengembangkan segala potensi yang di milikinya. Menurut Mc. Neil “ the new humanistis are slef actualizers who see curriculum as a librating process that can meet the need for growth and personal integrity” (John D. Mc Neil, 1977, hlm. 1). Tugas guru adalah menciptakan situasi yang permisif dan mendorong siswa  untuk mencari dan  mengembangkan pemecahan sendiri.
3)      Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang di hadapinya dalam masyarakat. kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan intraksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, dan kerja sama. Melalui interaksi dan kerja sala ini siswa berusaha memecahkan problema-problema yang di hadapinya dalam masyarakan menunju pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Pandangan rekonstruksi social di dalam kurikulum di mulai sekitar tahun 1920-an. Harold Rug mulai melihat dan menyadarkan kawan-kawannya bahwa selama ini terjadi kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Sedangkan Theodore Brameld, pada awal tahun 1950-an menyampaikan gagasan tentang rekonstruksi social. Dalam masyarakat demokratis seluruh warga masyarakat harus turut serta dalam perkembangan dana pembaharuan masyarakat.
Para rekonstrusionis social tidak mau terlalu menekankan kebebasan individu. Mereka ingin meyakinkan murid-murid bagaimana masyarakat membuat warga yang ada sekarang dan bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan pribadi warganya melalui consensus social.
Di samping itu juga ada beberapa macam kurikulum menurut masing-masing para ahli diantaranya :
1.      Jenis Kurikulum Menurut Goodlad ada 5 Jenis Kurikulum
1)      Kurikulum Ideal (Idealogical Curriculum) yaitu : Kurikulum sebagaimana diharapkan oleh para ahli dan guru, yang mencerminkan pengetahuan yang diakumulasi berjaman – jaman.
2)      Kurikulum formal (formal Curriculum) yang disetujui dan disahkan oleh pemerintah.
3)      Kurikulum bayangan (Percived Curriculum) yaitu Kurikulum yang ada dalam pikiran yang diiinginkan oleh orang dan guru.
4)      Kurikulum Operasional (Operational Curriculum) yaitu Kurikulum Yang dilaksanakan didalam kelas.
5)      Kurikulum Pengalaman (Experience Curriculum) yaitu Kurikulum yang dialami oleh murid.
2.      Kurikulum Menurut Galtthorn.
Galtthorn mengklasifikasi kurikulum berdasarkan jenisnya di antaranya :
1)      Kurikulum rekomendasi (Recommendation Curriculum) yaitu kurikulum yang direkomendasi oleh para ahli, asosiasi professional, komisi pembaharuan pendididkan dan juga berdasarkan kebijkan pemerintah.
2)      Kurikulum tertulis (Written Curriculum) kurikulum tertulis merupakan Kurikulum yang sudah disetujui pmerintah. Kurikulum tertulis berfungsi sebagai pengendali untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan. Fungsi pokok dari kurikulum tertulis adalah sebagai mengantara, pengendali dan standar.
3)      Kurikulum dukungan (Supported Curriculum) yaitu ini dibentuk dari sumber - sumber yang dialokasi untuk menunjang kurikulum. Beberapa sumber yang dialokasikan untuk menunjang kurikulum sbb :
ü  Alokasi waktu yang dipergunakan untuk mata pelajaran tertentu
ü  Alokasi waktu yang dipergunakan guru untuk aspek tertentu
ü  Alokasi personil, banyaknya guru untuk yang diperlukan
ü  Bahan, alat dan buku teks yang disediakan
4)      Kurikulum yang diajarkan (the taught Curriculum) Kurikulum tidak lain dari apa yang diajarnkan guru didlam kelas. Kurikulum ini sudah tentu berdasakan kurikulum yang tertulis. Namun sering terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya disekolah / dikelas.
5)      Kurikulum yang diuji (the tested Curriculum) adalah serangkaina bahan pelajaran atau kegiatan belajar yang dinilai melalui tes baik yang buat oleh guru maupun tes yang baku, atau tes yang disusun oleh panitia wilayah.
6)      Kurikulum yang dipelajari (Learned Curriculum) Kurikulum ini disebut juga sebagai Kurikulum hasil belajar (Learning result Curriculum) yaitu perubahan nilai, persepsi dan tingkh laku yang terjadi dari pengalaman belajar.
7)      Kurikulum yang tersembunyi (Hidden Curriculum) Kurikulum ini sering disebut juga Kurikulum implicit, Kurikulum yang tidak dipelajari dapat dirumuskan sebagai aspek dari sekolah yang lain dari Kurikulum yang direncanakan namun pengaruh terhadap perubahan tingkah laku siswa. Glatthorn menyatakan Kurikulum tersembunyi terdiri dari 2 aspek yaitu aspek yang relatif tetap dan aspek yang dapat berubah-ubah. Salah satu aspek yang tetap adalah ideology, keyakinan, nilai budaya, masyarakat yang mempengaruhi sekolah. Aspek yang dapat berubah yaitu meliputi variabel organisasi system social dan kebudayaan.     
3.      Jenis Kurikulum berdasarkan organisasi kurikulum
Ada 4 jenis kurikulum berdasarkan organisasi:
1)      Seperated Subject Curriculum
2)      Correlated Curriculum
3)      Integrated Curriculum
4)      Core Curriculum 
4.      Jenis kurikulum berdasarkan hirarkhis perencanaan adalah sebagai berikut:
a.       Kurikulum nasional dalam bentuk kebijaksanaan atau policy pemerintah. Kurikulum disebut pula kurikulum kebijaksanaan atau policy curriculum. Kurikulum ini berisi berbagai kebijaksanaan pemerintah yang sangat mendasar.
b.      Kurikulum Lembaga (Institutional Curriculum) Kurikulum ini merupakan kurikulum yang direncanakan untuk setiap sekolah atau lembaga pendidikan.
c.       Kurikulum mata kuliah atau mata pelajaran Kurikulum ini hanya menjabarkan setiap kurikulum sekolah atau program sekolah dalam bagian yang lebih kecil yakni untuk setiap bidang studi atau mata pelajaran setiap kelas dalam suatu lembaga.
d.      Kurikulum sebagai bahan pengajaran. Kurikulum ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari kurikulum mata pelajaran menjadi bagian – bagian yang lebih kecil yang siap diajarkan untuk satu atau dua kali penyajian.
5.      Dari segi perencanaan dan pelaksanaan kita kenal 9 jenis kurikulum di antaranya adalah :
a.       Kurikulum kebijaksanaan
b.      Kurikulum rekomendasi
c.       Kurikulum ideal atau kurikulum tertulis
d.      Kurikulum yang diajarkan


B.     Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam keseluruhan bagian pendidikan. Biasanya tugas para guru yaitu melaksanakan, membina, dan dalam batasan-batasan tertentu mengembangkanya. Melaksanakan kurikulum itu maksudnya adalah mentransformasikan program pendidikan kepada siswa dalam proses pembelajaran.
Membina kurikulum di maksudkan menjaga dan mempertahankan agar pelaksanaan kurikulum sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan dalam kurikulum ideal / potensial, atau dengan kata lain mengupayakan kesesuaian  kurikulum actual dengan kurikulum potensial sehingga tidak terjadi kesenjangan.
Adapun pengembangan kurikulum adalah tahap lanjutan dari kegiatan pembinaan kurikulum yaitu upaya meningkatkan dalam bentuk nilai tambahan dari apa yang telah di laksanakan sesuai dengan kurikulum potensial.
Menurut Ralph W. Tyler (1975), dalam buku kecil yang sangat terkenal dan konsep-konsepnya masih di pakai sampai sekarang, menyajikan empat langkat pengembangan (four-step model) dalam bentuk pertanyaan yang mendasar yang harus di jawab, baik dalam pengembangan suatu kurikulum maupun pembelajaran (instruction). Adapun yang menjadi komponen-komponen utama yang harus di penuhi dalam suatu kegiatan pengembangan kurikulum malalu pertanyaan yang di maksud di antaranya adalah :
1.      Pada hekekatnya merupakan arah dari suatu program atau tujuan kurikulum,
2.      Berkenaan dengan isi atau bahan ajar yang harus di berikan untuk mencapai tujuan,
3.      Berkenaan dengan strategi pelaksanaan,
4.      Berkenaan dengan penilaian (evaluasi) pencapaian tujuan.


Tujuan
 
Evaluasi
 
Bahan
 
 






Komponen-komponen kurikulum
Menurut zais (1976) menyebut aspek-aspek tersebut dengan istilah anatomi kurikum (anatomy of the curuculum) yang terdiri dari komponen tujuan (aims, goals, dan objectives) isi (content), aktivitas belajar (learning activitas), dan wvaluasi (evaluation).
1)      Komponen tujuan
2)      Komponen isi/ materi
3)      Komponen strategi pembelajaran
4)      Komponen evaluasi
Dari ke empat komponen kurilulum di atas, dapat di gambarkan bahwa tujuan kurikulum dapat menggambarkan kualitas manusia yang di harapkan terbina dari suatu proses pendidikan. Dengan demikian suatu tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang di cita-citakan dari suatu kurikulum. Tujuan yang jelas akan memberiakn petunjuk yang jelas pula  terhadap pemilihan isi/ bahan ajar, strategi pembelajaran, media, dan evaluasi. Bahkan dalam berbagai model pengembangan kurikkulum, tujuan di anggap sebagai dasar, arah dan patokan dalam penentuan komponen-komponen yang lainnya. Tujuan yang harus di capai dalam pendidikan di Indonesia bersifat hierarkis, yang terdiri atas tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan mata pelajaran, dan tujuan instruksional (umum dan khusus).
Isi/materi kurikulum menempati posisi yang penting dan turut menentukan kualitas pendidikan. Secara umum isi/materi kurikulum merupakan pengetahuan ilmiah yang terdiri atas fakta,konsep,perinsip dan keterampilan yang perlu di berikan kepada siswa. Pengetahuan ilmiah trsebut jumlahnya sangat banyak dan tidak mungkin semuanya di jadikan sebagai isi kurikulum. Oleh karna itu,perlu di adakan pilihan-pilihan. Untuk menentukan pengetahuan mana saja yang akan di jadikan isi kurikulum,di perlukan berbagai kriteria.
Sterategi merupakan merupakan bagin integral dalam pengkjian tentang kurikulum. Sterategi pembelajaran ini berkaitan dengan siasat,cara atau sistem penyampaian isi kurikulum. Pada dasarnya ada dua jenis sterategi pembelajaran,yaitu stertegi pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) dan yang berorientasi kepada siswa (student oriented). Seterategi pertama di sebut model ekspositori atau model informasi,sedangkan seterategi kedua di sebut model inkuiri atau probel solving. Seterategi mana yang di gunakan atau di pilih biasanya di serahkan sepenuhnya kepada guru dengn mempertimbangkan hakikat tujuan,sifat bahan/isi dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
Komponen evaluasi di tujukan untuk menilai pencapaian tujuan kurikulum dan melalui peroses implementasi kurikulum secara keseluruhan. Hasil evaluasi kurikulum dapat di jadikan unpan balik untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Selain itu hasil evaluasi dapat di jadikan masukan dalam penentuan kebijakan-kebijakan pengambilan keputusan tentang kurikulum dan pendidkan. Gambaran yang komprensif mengenai kualitas suatu kurikulum,dapat di lihat dari komponen progeram,komponen peroses pelaksanaan dan komponen hasil yang di capai.
Ada beberapa konponen yang terkandung di dalam kurikulum itu sendiri meskipun meskipun dari masing-masingnya ada saja perbedaan dari segi bentuknya. Adapun komponen-komponen tersebut anrata lain.
a)      Tujuan dan  isi kurikulum
Pelaksanaan dari tujuan kurikulum itu sendiri tidak tetap. Tujuan program pendidikan setiap tahun berubah.
b)      Metode di dalam kurikulum itu sendiri.
Di mana dalam metode dari masing-masing kurikulum ini mencari keselarasan antara tujuan nasional dengan tujuan siswa. Yang di mana guru-guru berusaha membantu para siswa menemukan minat dan kebutuhanya.
c)      Evaluasi .
Dimana dalam evaluasi ini tidak hanya menilai apa yang telah di kuasai siswa, akan tetapi juga menilai pengaruh kegiatan sekolah terhadap masyarakat.
Di samping itu juga adapun komponen-komponen dapat di tinjau berdsarkan kurikulum yang ada di antaranya sbb :
1.      Komponen Tujuan
Seperti yang telah dikemukakan  kurikulum merupakan suatu tujuan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu oleh karena itu dalam kurikulum suatu sekolah telah terkandung tujuan – tujuan pendidikan yang telah dicapai oleh sekolah yang bersangkutan.
Ada 2 tujuan yang terkandung dalam kurikulum sekolah adalah :
a.       Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan
Selaku lembaga pendidikan, setiap sekolah mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan – tujuan tersebut biasanya digambarkan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap yang kita harapkan dimiliki murid setelah mereka menyelesaikan seluruh program pendidikan dari sekolah tersebut. Tujuan dari sekolah tersebut dinamakan tujuan institusional atau tujuan lembaga.  
b.       Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi
Disamping tujuan institusional yang ingin dicapai secara keseluruhan, tiap bidang studi dalam kurikulum suatu sekolah juga mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya. 
2.      Komponen materi (isi dan struktur program)
a.       Isi kurikulum
Sebagaimana kurikulum 1975 maka untuk kurikulum SPG yang berlaku saat ini :
·         Pokok – pokok bahasan adalah perincian bidang pengajaran untuk dijadikan bahan pelajaran bagi siswa agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
·         Bahan pengajaran adalah urutan penyampaian pokok bahasan tersebut dari tahun yang satu ketahun pelajaran yang berikutnya dari semester yang satu kesemester yang berikutnya. 
·         Sumber bahan yaitu berupa berupa resources dimana proses belajar mengajar memperoleh sejumlah pengalaman belajar.
·         Garis – garis besar program pengajaran (GBPP), merupakan penjelasan terperinci dari setiap bidang pengajaran yang telah ditentukan pembagian dan penyebaran waktunya dalam seminggu, catur wulan / semester seperti yang diatur dalam struktur program kurikulum 
b.      Struktur program
Program pendidikan di SPG. Adapun Program Pendidikan di SPG terdiri dari :
·         Pendidikan umum meliputi pendidikan agama, pendidikan moral pancasila, bahasa Indonesia, bahasa inggris, olah raga dan kesehatan.
·         Pendidikan keguruan meliputi ilmu keguruan dan praktik keguruan
·         Pengajaran di SD / pendidikan spesialisasi / pengembangan : meliputi IPS, Matematika, pendidikan kesenian dan pendidikan keterampilan.
3.      Komponen Organisasi dan Strategi
Disamping tujuan dan isi setiap kurikulum juga mengandung unsure organisasi dan strategi
1.      Organisasi
Struktur program suatu kurikulum mengenal apa yang disebut struktur horizontal dan struktur vertikal
a.       Struktur horizontal
Struktur horizontal suatu kurikulum berkenaan dengan apakan kurikulum itu diorganisasikan dalam bentuk
·      Mata pelajaran secara terpisah (subjek centred) misalnya biologi, fisika, sejarah, ilmu buli, dll.
·      Kelompok mata pelajaran yang kita sebut bidang studi (broadfied) misalnya IPA, IPS, kesenian, matematika, dll.
·      Kesatuan program tanpa mengenal maupun bidang studi (integrated program)
b.      Struktur Vertikal
Struktur vertikal suatu kurikulum berkenaan dengan apakah kurikulum tersebut dilaksanakan melalui :
·         Sistem kelas, misalnya kelas I, II, III dst, dimana kenaikan kelas diadakan setiap tahun secara serempak.
·         Program tanpa kelas, dimana perpindahan dari suatu tingkat program ke tingkat program berikutnya dapat dilakukan setiap waktu tanpa harus menunggu teman – teman yang lain
·         Kombinasi antara system a dan b, dalam struktur vertikal ini tercakup pula system unit yang digunakan, apakah system semester atau catur wulan. .
2.      Strategi
Strategi pelaksanaan suatu kurikulum tergambar dari yang ditempuh di dalam melaksanakan suatu pembelajaran, cara dalam mengadakan penilaian, cara dalam melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, dan cara dalam mengatur kegiatan sekolah secara keseluruhan.
4.      Komponen sarana dalam kurikulum lembaga pendidikan guru (SPG) Meliputi:
1.      Sarana Personal.
2.      Sarana Materi.
3.      Sarana Kepemimpinan.
4.      Sarana Administratif.
5.      Komponen Evaluasi
            Pendidikan adalah  Sebagian dari keperluan manusia.sekolahpun merupakan keperluan dari masyarakat.untuk itu maka sekolah termasuk juga di dalamnya juga harus peka terhadap perubahan –perubahan yang terjadi dimasyarakat.oleh karena itu kurikulum sebagai bahan konsumsi bagi masyarakat juga harus dinilai terus menerus serta menyeluruh terhadap bahan atau program pengajaran.









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari apa yang sudah di paparkan di atas dapat di simpulkan  sebagai berikut :
Yang dimana kurikulum merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang harus ada di dalam dunia pendidikan. Kurikulum juga memiliki peran yang sangat penting dan tidak bias di tinggalkan oleh semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, baik itu pihak sekolah, guru, serta instansi yang bernaung di lingkungan pendidikan itu sendiri.
Kurikulum merupakan suatu pondasi dalam membangun serta dan menjadi titik tombak dalam dunia pendidikan. Disamping itu juga kurikulum juga mengatur segala sesuatu yang terkait di dalam pendidikan itu sendiri serta menjadi pegangan dalam mengukur tingkat keberhasilan yang akan dan terlah di lakukan selama menjalai pendidikan itu sendiri. 
Kurikulum juga mengatus segala bentuk lini pendidikan dengan model-model serta macam-macam kurikulum itu sendiri serta memiliki komponen-komponen tersendiri.  Ada berapa hal yang perlu di perhatikan dalam kulikulum itu  di antaranya adalah sebagai berikut :
1.      Bahwa dalam mengembangkan kurikulum langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan jenis – jenis kurikulum yang terdapat dalam kurikulum yang digunakan untuk sekolah dasar dan menengah serta perguruan tinggi
2.      Dalam mengembangkan kurikulum mengetahui komponen – komponen yang terdapat dalam kurikulum untuk dikembangkan.


B.      Kritik dan Saran
Kelompok II mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pengampu mata kuiah ini yang telah memberikan bimbingan  serta  masukan kepada penulis dalam penyesunan makalah ini. Dan penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua serta teman-teman yang ada dalam kelompok II ini, dan semua pihak  yang  telah membantu dan memberikan semangat serta dorongan kepada kelompok II.
Dari apa yang telah kelompok II paparkan di atas merupakan bagian dari suatu permasalahan yang ada di lingkungan pendidikan terkait dengan permasalahan pada kurikulum yang sekarang ini supaya tidak menjadi hambatan bagi majunya dunia pendidikan khususnya di wilayah NTB tercinta ini. Dan kelompok II mengharapkan kepada semua pihak baik dari pihak dosen, mahsiswa maupun pembaca, untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk penyusunan makalah selanjutnya.
Kelompok II menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,  mengingat kemampuan kelompok II yang masih kurang serta pengetahuan dan wawasan yang masih minim. Oleh karena itu keritikan serta saran yang bersifat membangun dari para pembaca dan semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah-makalah selanjutnya sangat kami harapkan.
Atas segala perhatian serta partisipasinya kelompok II mengucapkan terimaksih, semoga apa yang telah kami paparkan kaitannya dengan pembahasan tema di atas dapat menjadi pengalaman serta masukan berharga khususnya bagi kelompok II, dan umumnya bagi para pembaca. Dan semoga penysunan makalah ini menjadi awal dari keberhasilan kami dan kita semua. Amin…
Pancor, 21 Juni 2011
Kelompok II

DAFTAR PUSTAKA

Bigge, Morris L. & Hunt, Maurice P. (1980). Psychological Foundation Of Education. New York: Harper & Row Pub.
Johanson, Mauritz. (1977). Intentionality In Education. New York: Center for Curriculum Research And Services.
Hendayat Soetopo, Wasty Soemanto, (1993), Pembinaan dan Pengembangan Kurikuluman. Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati, Moedjiono (2002), Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nana Syaodih Sukmadinata, (2000), Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Asep Harry Hernawan, (2006), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran : UT.
Mandalika. J, Usman Mulayadi (2003), Dasar – Dasar Kurikulum. Surabaya: SIC
Hasan, S.H. (1988). Evaluasi kurikulum. Jakarta: P2LPTK.
Kaber, A. (1988). Penembangan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK.
Nasutiaon, S. (1987). Pengembangan Kurikulum. Badung: Alumni.
Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil dan Peroses Belajar Mengajar. Badung: Remaja Rosdakarya.
Taba, hilda (1962). Curriculum Developmet: Theory and Proctice. New York: Harcourt Brace and world, Inc.
Tyler, Ralph W. (1975). Basic Principles of Curricilum and Instrucition. Chicago and London: The University of Chicago Press.
Zais, Rabert S. (1976). Curriculum, Principles and Foudations. New York: Harper and Row Publisher. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar