Senin, 21 Maret 2011

KARATERISTIK ANAK USIA SD


KATA PENGATAR

          Alhamdulillah,segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT. atas segala rahmat,hidayahnya sehingga Tugas tentang “PERKEMBANGAN PENDIDIKAN“ dapat terselesaikan walaupun masih banyak kekurangan.
            Seiring dengan itu,shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW,para sahabat dan pengikut beliau yang setia dalam mengembangkan dan menjalankan syariat islam diantara umat manusia.
            Dengan adanya Tugas tentang PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ini untuk bisa mengatasi masalah pendidikan di Sekolah,maka seluruh pihak yang memiliki keterkaitan dengan masalah tersebut tidak menjadi masalah yang menghambat maksud ataupun tujuan yang ingin dicapai.Selain itu dalam Tugas ini apa yang menjadi solusi dalam pemecahan masalah bisa ditemukan dan pihak-pihak yang terkait dapat mengembangkan potensi diri dalam mengolah tehnik PERKEMBANGAN yang baik dan efisien.
            Maka kami dari kelompok tujuh menyadari dalam pembuatan tugas ini banyak hal-hal yang perlu di perbaiki baik dari segi penulisan,tata bahasa maupun kelengkapan materi yang digunakan.Untuk itu kami dari kelompok tujuh memohon  Dosen pengampu dan pembaca untuk memberikan suatu keritikan yang sifatnya memotivasi agar lebih baik dari yang sebelumnya.
Akhirnya kami dari kelompok tujuh mengucapkan banyak terima kasih,semoga tugas ini bisa bermamfaat bagi kami  dan pembaca pada umumnya............Amin.
TTD

AKMALUDIN


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalaian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan, yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya.
Di samping itu juga kita ketahui bahwa,,Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin di capai oleh kegiatan  pendidikan adalah suatu yang logis bahwa pendidikan itu harus di mulai dengan  tujuan yang diasumsikan sebagai nilai. Tanpa sadar tujuan, maka dalam praktek pendidikan tidak ada artinya (moore, T.W 1974 : 86)
Jadi,dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu hal  yang sangat penting dan medasar dan diintegrasi dari berbagai cabang ilmu terutama yang ada dalam dunia pendidikan seperti: fsikologi pendidikan, filsafat pendidikan, cabang –cabang ilmu penting lainnya  yang di pelajari yang terkait dengan dunia pendidikan.
Persepsi merupakan pintu gerbang masuknya pengaruh luar. Karna melalui persepsi anak belajar mengenal dunia. Dengan persepsi mereka juga dapat menerima pelajaran-pelajaran. Dengan perantaraan persepsi mereka dapat berkembang. Uraian tersebut menunjukan bahwa persepsi demikian penting bagi perkembangan anak. Oleh sebab itu seorang pendidik di pandang penting memahami dan mampu mempaslitasi perkembangannya.
Perkembbangan persepsi sangat penting kepada kelengkapan dan kesempurnaan fungsi alat indra sebab persepsi terjadi melalui alat indra. Oleh karena itu berdasarkan persepsi ini, sedikitnya ada dua hal penting dalam pelaksanaan tugas pendidikan dan penyajian bahan pelajaran, yakni modalisasi visual dan pendengaran.
B.Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara seorang pendidik mampu mengenal apa itu persepsi
2.      Bagaimana seoran pendidik mengetahui serta mampu menguasii tipe-tipe persepsi anak usia SD
3.      Bagaimana tindakan serta pandangan seorang guru dalam menggatasi problematika yang ada di lingkungan pendidikan anak SD
            C.Tujuan Masalah
1.Agar dapat mengetahui dan memahami peroblematika yang ada
2.Mampu mengembangkan berbagai karateristik persepsi anak usia SD
3.Memilki kesadaran dan kepedulian terhadap pendidikan serta bagaiman hubungan antara guru dengan siswa dapat terjalin dengan baik sehingga sehingga karateristik dari anak lebih meningkat.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Persepsi
Persepsi adalah peroses yang menyangkut mesuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui persepsi ini manusia akan terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Di samping itu juga manusia dapat mengenal dunia nyata, baik dari diri sendiri maupun dunia sekitarnya dimana ia berada, dengan cara melihat, mendengar, meraba, membahu, atau mengecap, cara individu mengenal objek yang demikian itu di sebut persepsi. Sedangkan melihat, mendengar, membahu, meraba dan mengecap itu di sebut modalisasi persepsi.
Individu yang akan menangkap berbagai gejala di luar dirinya melalui indra yang di milikinya. Proses pencarian rangsangan ini di sebut pengindaraan, akan tetapi pengertian terhadap lingkungan dan dunia sekitar buka sekedar hasil penginderaan, sebab dalam dalam persepsi ada unsur interprestasi terhadap rangsangan-rangsangan yang di terima tersebut. Interperestasi inilah yang menyebabkan individu menjadi subjek dalam pengalamannya.

B.     tipe-tipe persepsi anak usia SD
Adapun tipe-tipe persepsi yang ada pada anak usia SD di antaranya adalah :
a.      Tipe pengelihatan menurut objeknya pengelihatan di golongkan menjadi tiga golonganyaitu:
Ø  Tipe pengelihatan warna.
Dalam hal ini ada 2 sistem yang dapat di lihat/terima oleh alat indra yaitu sistem warna akromatis (hitam dan putih )dan kromatis ( berwarna). Sistem akromatis mengenal pembedaan kejernihan (terang – gelap)dari putih-abu-hitam. Sistem warna kromatis mengenal wmpat warna dasar yaitu : merah , kuning,hijau dan biru.warna-warna tsb tersusun berdasrkan sistem tertentu.
Ø  Tipe pengelihatan bentuk
Meliht bentu adalah melihat objek yang berdimensi dua, baik dalam pengalaman inidividu sehari-hari maupun dari experimen-experimeen yang telah di lakukan oleh pera ahli.

Ø  Tipe pengelihatan kedalaman
Melihat ledalaman adalah melihat objek berdimensi 3. salah saqtu gejala yang terpenting adalah konstansi besar. Seperti telapak tangan yang di letakan pada jarak 20 cm dan 40 cm dari mata terlihas sebagai sama bersar.
b.      Tipe Pendenagaran
Mendengar dan mendengarkan merupakan hal yang berbeda. Mendengarkan merupakan proses  pasif yang terjadi bahka selagi tidur. Mendengar hanyalah suatu tahap dari dari peroses mendengarkan yang kompleks. Mendengar adalah respon yang terjadi karna adanhya rangsangan gelombang suara. Peristiwa mendengar adalah sepenuhnya peristiwa jasmaniah. Diterimanya gelomban gelombang suara oleh indra pendengar tidak berarti pengamat sadar akan apa yang di dengar. Karena kenyataan ini kita sering mendengar orang mengatakan peserta didik itu mendengar pelajaran yang di sampaikan tetapi mereka tidak mengerti atau tidak ingat pelajaran yang telah di sampaikan. Untuk mendengarkan peserta didik harus mendengar, tetapi untuk mendengar orang tidak  perlu mendengarkan. Bahkan mendengarkan hanya melibatkan unsur jasmaniah sebagaimana mendengar.di semping itu juga mendengarkan melibatkan unsur psikologis seperti perhatian, interpretasi dan penyimpanan.
c.       Tipe Perabaan
Dalam indra ini tidak terbatas pada indra permukaan kulit aja, akan tetapi menyangkut alat-alat yang peka terhadap orientasi dan keseimbangan. Oleh karena itu , rangsangan yang sesuai dengan indra ini juga  berbagai macam yaitu : tekanan, suhu, rasa sakit/nyeri, dan gerakan.
Di samping itu juga alat indra seperti kulit mempunyai fungsi memberikan informasi tentang kualitas lingkungan. Kulit mempunyai berbagai reseptor yang terdapat pada titik permukaan kulit, yaitu titik nyeri adalah yang terbesar jumlahnya, lalu tutuk-ttik tekanan, dingin dan panas. Dalam bagian tubuh kita ini ada yang sedikit dan ada yang banyak reseptornya (daerah peka).
d.      Tipe Pembauan
Pada alat indea ini penciuman adalah hidungdan syaraf-syaraf reseptornya. Rangsangan yang sesuai oleh indra ini adalah zat kimiawi yang berbentuk gas, di antaranya ada beberapa bau utama yang dapat di tangkap oleh indea ini yaitu : bau rempah-rempah (cengkeh), bau harum (panili), bau eteris ( jeruk / buah), bau damar (terpentin), bau busuk (telur busuk), bau hangus (ter). Adaptasi sensoris pada indra ini kentara sekali.
e.       Tipe Pengecapan
Di dalam alat indra ini, lidah dengan syaraf-syaraf reseptor pada papil-papil rasa diatas dan disekeliling lidah. Rangsangan yang sesuai dengan indea ini adalah kimiawi, seperri laruta, asam, asin  dan pahit dsb.

C.    perkembangan persepsi pada anak usia SD

  1. Menurut ernest meumann
Ernest membagi perkembangan persepsi dalam 3 fase yaitu fasi sintesis fantatis, fase analisis dan fase sintetis logis.
  1. Menurut william stern
William stern dalam pendapatnya mengataka perkembangan persepsi dengan istilah 4 kategori stadium yaitu stadium substans, stadium action, stadium relation dan stadium kualitas. Menurut pendapat beliau anak SD pada umumnya berada pada stadium substans, dan stadium relation. Ini berarti guru SD harus lebih kreatif dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan karataeistik yang di miliki oleh anak SD.
  1. Menurut oswald kroh
Oswald kroh ada beberapa priode yang ada pada perkembangan persepsi  dengan istilah lain pula yaitu priode sintese fantasis, priode realisme naif, priode realisme kritis, dan priode subjektif. Dalam priode-priode ini perkembangan persepsi menuru kroh ini masih melekat pada anak usia SD. Oleh sebab itu, guru perlu mempertimbangkan karateristik setiap priode tersebut dalam pengembangan atau mengembangkan pembelajaran sesuai dengan karateristik anak usia SD.

D.    Paktor yang mempengaruhi perkembangan persepsi anak usia SD

  1. Perhatian yang selektif
Kehidupan manusia setiap saat akan menerima berbagai macam ransangan dari lingkungannya, akan tetapi ia tidak harus menanggapi semua rangsangan yang di terima iut, untuk itu, individu memuaskan perhatiannya pada rangsangan-rangasangan tertentu saja, dengan demikian objek-objek atau gejala-gejala lain tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamat.
  1. Ciri-ciri Rangsangan
Rangasanga yang bergerak diantara rangsangan yang diam, akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsangan yang paling besar diantara yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas yang paling kuat.
  1. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Seseoran tentunya mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibandingkan dengan seseorang bukan seniman. Dalam penelitian juga menunjukan bahwa anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin (mata uang logam) lebih besar dari pada anak orang-orang kaya.
  1. Pengalaman terdahulu
Berdasarkan pengalaman yang sudah di lalui oleh seseorang dalam mempersepsi dunianya, cermin bagi kita tentu bukanbarang baru atau langka akan tetapi lain halnya bagi orang mentawai dipedalaman siberut atau saudara-saudara di pedalaman irian.

            Dalam hal ini persepsi merupakan hala yang sangbat penting dan perlu di kuasai oleh seorang pendidik. Di samping itu juga persepsi ini juga seseorang dapat melakukan hubungan dengan lingkungannya, karna dia dapat mengenal dunia nyata  baik dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya dimana ian berada, dengan melihat, mendengarnya, menbaunya, merabanya maupun mengecapnya. Cara inila yang di sebut persepsi.

BAB III
PENURUP
Kesimpulan
Persepsi adalah peroses yang menyangkut mesuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui persepsi ini manusia akan terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Di samping itu juga manusia dapat mengenal dunia nyata, baik dari diri sendiri maupun dunia sekitarnya dimana ia berada, dengan cara melihat, mendengar, meraba, membahu, atau mengecap, cara individu mengenal objek yang demikian itu di sebut persepsi. Sedangkan melihat, mendengar, membahu, meraba dan mengecap itu di sebut modalisasi persepsi.
Individu yang akan menangkap berbagai gejala di luar dirinya melalui indra yang di milikinya. Proses pencarian rangsangan ini di sebut pengindaraan, akan tetapi pengertian terhadap lingkungan dan dunia sekitar buka sekedar hasil penginderaan, sebab dalam dalam persepsi ada unsur interprestasi terhadap rangsangan-rangsangan yang di terima tersebut. Interperestasi inilah yang menyebabkan individu menjadi subjek dalam pengalamannya.
 Sementara itu karena persepsi lebih bersifat psikologis daripada proses pengindaraan saja, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu perhatian selektif, ciri-ciri rangsangan, nilai-nilai dan kebutuhan individu serta pengalaman-pengalaman yang pernah ada yang di jalani sebelumnya.
 Untuk pembelajaran di SD proses persepsi ini amat penting di pahami sebab akan memperkuat di terima tidaknya materi pembelajaran oleh siswa. Agar persepsi pembelajaran terjadi secara akurat maka seorang guru  perlu mempertimbangkan tingkat perkembngan persepsi siswa.

Kritik dan saran
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak dosen yang telah memberikan bimbingan  serta  masukan kepada kelompok 7 dalam diskusi yang telah di laksanakan hari kamis 03 November 2010. dan kelompok 7 juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua kami serta teman-teman peserta diskusi dan semua pihak  yang  telah membantu dan memberikan semangat serta dorongan kepada kelompok 7, dan kepada rekan-rekan yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.

Dari apa yang telah kami paparkan di atas merupakan bagian dari hasil diskusi yang telah kami jalankan sebelumnya,. Dan kami mengharapkan kepada semua pihak baik dari pihak dosen, mahsiswa maupun pembaca, untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk penyusunan laporan selanjutnya.
Kelompok 7 menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,  mengingat kemampuan kelompok 7 yang masih kurang serta pengetahuan dan wawasan yang masih minim. Oleh karena itu keritikan serta saran yang bersifat membangun dari para pembaca dan semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan laporan-laporan selanjutnya bagi kelompok kami, sangat penulis harapkan.
Atas segala perhatian serta partisipasinya kelompok 7 mengucapkan terimaksih, semoga apa yang telah kami paparkan kaitannya dengan pembahasan tema di atas dapat menjadi pengalama serta msukan berharga khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi para pembaca. Dan semoga penysunan laporan ini menjadi awal dari keberhasilan kami. Aminn…

TTD


AKMALUDIN

Daftar Pustaka
Hurlock, Elizabeth B.1993. Perkembangan Anak Jilid 1 & 2. Alih Bahasa Agus Dharma, Jakarta, Erlangga.
Muhibbin Syah,1999. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Paul Suparno, 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jogyakarta: Kanisius
Suwandi Suryabrata, 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
M. Numan Somantri, (2001), Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Rosda, Bandung

orthopaedagogik


Kata Pengantar

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karna atas berkat dan rahmatnya serta ijin-Nya kami masih bisa menghirup udara sampai saat ini dan dapat menyelesaikan resume dan tanggung jawab kami sebagai seorang mahasiswa yang masih keritis dengan ilmu pengetahuan.
Kedua kalinya shlawat teriring salam kami haturkan kepada junjungan Alam Nabi Bersar Muhammad SAW. Yang telah membawa ummat manusia dari alam kejahiliahan kebodohan menunju Alam Tauhid serta Iman.
Dengan adanya resume orto pedagogik ini, kami menyadari betapa pentingnya mengajar di lingkungan pendidikan karna merupakan suatu landasan bagi kita untuk dapat mengetahui serta mengenal lingkungan sekitar kita baik secara teori maupun secara praktikumnya langsung, di samping itu juga kita dapat memanfaatkan apa yang ada di sekeliling kita dalam melakukan komunikasi mengajar antara guru dengan peserta didiknya.
Maka dalam penulisan resume ini, sebagaimana mestinya apa yang menjadi isi dalam resume ini dapat kita ambil hikmahnya, sebagai suatu tambahan ilmu pengetahuan bagi kita, terutama kelompok kami dan para pembaca umumnya.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih, semoga resume resume ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya..amin.

Aikmel, 24 Januari 2010
TTD

Penyusun
A.      Perbedaan Dan Persamaan Ortopedagogik Dengan Pendidikan Luar Biasa
a)      Ortopedagogik
Secara etimologis ortopedagogik berasal dari bahasa yunani, terdiri dari tiga buah kata yaitu : orto yang berasal dari kata orthos yang berarti lurus, baik dan sehat, Sedangkan peda yang berasal dari kata paeda yang berarti anak, danagogik yang berasal dari kata agogos yang berarti pendidikan. Jadi ortopedagogik dapat di artikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas pendidikan yang diberikan untuk membantu pendidikan anak luar biasa.
Adapun ortopedagogik ini meliputi berbagai hal diantaranya :
Pemahaman Anak Luar Biasa
Banyak istilah untuk menyatakan bahwa seseorang adalah luar biasa, seperti halnya anak cacat, anak abnormal, anak berkekurangan dan anak khusus. Anak anak luar biasa ini bagian dari anak yang kehilangan atau mengalami penurunan fungsi organ, yang mengalami masalah belajar atau masalah tingkah laku, dan yang mempunyai keistimewaan intelek. Anak ini mempunyai perbedaan dengan anak yang normal yaitu dalam memenuhi kebutuhannya memerlukan pendidikan khusus secara perorangan.
Istilah-istilah diatas memiliki kaitan dengan istilah-istilah disability yaitu menutunnya fungsi atau hilangnya salah satu  organ, impairment sinonim dengan disability. Handicap yaitu disability yang mengakibatkan masalah dalam interaksi dengan lingkungan, dan at risk yaitu kemungkinan akan menjadi handicap. Di samping itu juga ada berbagai macam jenis anak luar biasa diantaranya berdasarkan kelainan fisik (kelainan pengelihatan, kelainan pendengaran dan cacat tubuh), kelainan mental (golongan cerdas dan golongan terbelakang mental), dan kelainan social yang biasa di sebut tuna laras
Sebab-Sebab Keluarbiasaan
Keluar biasaan  ini dapat terjadi saat peranatal, natal dan post natal
Ortopedagogik Sebagai Ilmu
Ortopedagogik ini dapat juga dikatakan sebagai ilmu yang berdiri sendiri, karn telah memenuhi syarat disiflin ilmu yaitu obyek material, obyek formal dan metode sendiri. Pada ortopedagogik ini juga memiliki tujuan yang sama dengan pendidikan sebagai mana mestinya.
Yang menjadi obyek dari ortopedagogik ini adalah anak luar biasa yang memiliki kelainan atau masalah sedemikian rupa sehingga membutuhkan pelayanan kuhusus, dan menjamin sampainya suatu hak pendidikan kepada yang membutuhkanya yaitu anak luar biasa.
Landasan Dan Tujuan
Disamping itu juga ortopedagogik bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan seperti halnya tujuan pendidikan biasa, namun sudah barang tentu dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan kemampuan anak luar biasa, tujuan yang berada di luar kemampuan anak tidak perlu disampaikan.
Pengembangan Instruksional
Di dalam pengembangan instruksional ini terdapat tiga komponen dalam pendidikan guna mencapai hasil yang optimal yakni tujuan, pelaksanaan dan evaluasi.
b)      Pendidikan Luar Biasa
Menurut pradopo (1977) pendidikan luar biasa ialah pendidikan kepada orang-orang yang dalam keadaan kekurangan maupun kelebihan pada pertumbuhan dan perkembangan segi fisik, intelegensi, social dan emosinya.
Seperti telah di jelaskan pada bagian ortopedagogik, sebab-sebab keluarbiasaan untuk dapat di tinjau dari segi waktu kejadiannya yaitu prenatal, natal dan postnatal. Namun terdapat juga factor-faktor keturunan yang disebut juga factor endogen dan exogeen.
Terdapat tiga komponen dalam pendidikan guna mencapai hasil yang optimal yakni : tujuan, pelaksanaan dan evaluasi tidak terkecuali pendidikan luar biasa.
NO
CAKUPAN
PERSAMAAN
PERBEDAAN
1
Pemahaman anak luar biasa termasuk jenis-jenisnya
Sama-sama membutuhkan pelayanan pendidikan khusus
Ortopedagogik : meliputi anak yang mempunyai nkekurangan, sedangkan PLB ; Meliput anak yang memiliki kelebihan.
2
Sebab-sebab keluarbiasaan
Berdasarkan waktu kejadianya sama-sama dapat terjadi saat prenatal, natal dan post natal
Ortopedagogik : ditinjau dari waktu terjadinya, sedangkan PLB : selain dari waktu terjadinya juga berdasarkan factor ketutunan dan factor perolehan atau exogeen
3
Sebagai ilmu
Sama-sama memenuhi semua dari persaratan duatu disiplin ilmu.
Ortopedagogik ; merupakan sub dari disiplin ilmu PLB, sedangkan PLB : mencakup semua dari ortopedagogik.
4
Landasan dan tujuan
Landasan:
 sama berlandaskan atas prikemanusian meningkatkan harkat dan martabat seseorang.
Tujuan : memberi pelayanan yang sebagaimana mestinya pendidikan itu sebenarnya.
Ortopedagogik : sebagai alasan ortopedagogik dibangun terdapat pada diri anak didik yang mempunyai kelainan, serta prikemanusian serta pengamalan ortopedagogik,dan bertujuan memberi layanan pendidikan dengan bebrapa penyesuaian sesuai kemampuan anak.
Sedangkan PLB : berdasarkan historis/ sejarah psikologis atau ilmu ilmu jiwa, dan bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik atau mental.

B.       Definisi, Klasifikasi, Penyebab Dan Cara Pencegahan Tunagrahita
Salah satu definisi yang diterima secara luas dan menjadi rujukan utama ialah definisi yang dirumuskan (1983) yang secara resmi di gunakan AAMD (American Association on Mental Deficiency) sebagai berikut. Mental retardation refers to significantly subaverage general intellectual functioning resulting in or adaptive vehavior and manifested during the developmental period (hallahan & Kauffman, 1988 : 47) yang artinya tunagrahita mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata (normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian diri dan semua ini berlangsung (termanifestasi) pada masa perkembangannya.
Berdasarkan pengertian di atas penyandang tunagrahita, seseorang harus memiliki tiga cirri-ciri yatiu: fungsi intelektual umum secara signifikan berada di bawah rata-rata, kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian (prilaku adaptif), dan ketunagrahitaan berlangsung pada priode perkembangan. Bila seseorang hanya memiliki salah sati dari cirri-ciri tersebut maka yang bersangkutan belum dapat dikategorikan sebagai penyandang tunagrahita.
Klasifikasi pengelompokan berdasarkan kelainan jasmani yang di sebut tipe klinis sebagai  berikut:
  • Down syndrome (disebut juga mongoloid)
  • Kretin (disebut cebol)
  • Hydrocephal
  • Microcephal
  • Macrocephal
Berikut beberapa penyebab ketunagerahitaan yang sering ditemukan baik yang berasal dari factor keturunan maupun factor lingkungan:
Ø  Factor keturunan
Ø  Gangguan metabolism dan gizi
Ø  Infeksi dan keravunan
Ø  Trauma dan zat radioaktif
Ø  Masalah pada kelahiran
Ø  Factor lingkungan
Dengan di temukanya berbagai factor penyebab ke tunagrahitaan sebagai hasil penyelidikan oleh para ahli, seyogyanya diikuti dengan berbagai upaya pencegahanya. Berikut alternative upaya pencegahan yang disarankan, antara lain:
Ø  Penyuluhan genetic
Ø  Diagnostic
Ø  Imunisasi
C.      Karateristik Anak Tunagrahita
Karateristik anak tunggrahita secara umum berdasarkan adaptasi dari james D.page (suhaeri HN: 1979) sbb:
  1. Akademik
  2. Social/emosional
  3. Fisik / kesehatan
Berikut yang dikemukakan karateristik anak tunagrahita menurut tingkat ketunagerahitaanya.
  1. Karateristik tunagrahita ringan
  2. Karateristik tunagerahita sedang
  3. Karateristik anak tunagrahita berat dan sangat berat
Adapun karateristik/ cirri-ciri pada masa perkembangan
  1. Masa bayi (pada saat ini sulit untuk membedakannya)
  2. Masa kanak-kanak (pada masa ini anak tunagrahita lebih mudah di kenal daripada tunagrahita ringan)
  3. Masa sekolah (pada masa ini anak tunagrahita sangat mudah untuk di kenal karena merupakan masa penting diperhatikan karena biasanya anak tunagrahita langsung masuk sekolah dan ada di kelas-kelas SD biasa.
  4. Masa puber (pada masa ini perubahan yang di miliki remaja tunagrahita sama halnya dengan remaja biasa. Pertumbuhan fisik perkembangan normal, tetapi perkembangan berfikir dan keperibadian berada di bawah usia, akibatnya ia mengalami kesulitan dalam bergaul dan mengendalikan diri.
D.      Kebutuhan Pendidikan Dan Jenis Layanan Bagi Anak Tunagrahita
1)      Kebutuhan Pendidikan
Kebutuhan anak normal, anak tunagrahita membutuhkan pendidikan, pendidikan dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh individu.
a.       Landasan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
·        Landasan sebagi alasan adanhya kebutuhan pendidikan bagi anak tunagrahita
·        Landasan sebagai alasan perlunya pencapaian kebutuhan pendidikan bagi anak tunagrahita
·        Landasan sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
b.      Tujuan pendidikan anak tunagrahita
Pada dasarnya tujuan pendidikan yang hendak di capai oleh tunagrahita tidak berbeda dengan tujuan pendidikan pada umumnya, sebab anak tunagrahita itu sendiri lahir di tengah-tengah masyarakat. Anak tunagrahita mengalami kesukaran dalam mencoba menghampiri tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan anak tunagrahita seperti yang di ungkapkan oleh kirk (1986) adalah sbb; a) dapat mengembangkan potensi dengan sebaik-baiknya,  b) dapat menolong diri, berdirisendiri dan berguna bagi masyarakat, c) memiliki kehidupan lahir batin yang layak.
Adapun jenis layanan bagi anak tunagrahita. Pendidikan anak tunagrahita bukanlah program pendidikan yang seluruhnya terpisah dan berbeda dari pendidikan umum. Jenis layana untuk anak tunagrahita perlu mendapat perhatian sesuai dengan kebutuhan anak tersebut, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta orang tua dan masyarakat, berikut ini akan di kemukakan hal-hal yang berkaitan dengan jenis layanan bagi tunagrahita secara geris besar, sbb;
1.      Tempat dan system layanan
2.      Cirri khas pelayanan
3.      Strategi dan media
4.      Evaluasi
E.       Pengertian, Klasifikasi Dan Karateristik Anak Tunalaras
Istilah “tunalaras” baru di kenal di dalam dunia pendidikan luar biasa. Istilah tuna laras berasal dari kata “tuna” yang berarti kurang dan “laras” berani sesuai. Jadi anak tuna laras berarti anak yang bertingkah laku kurang sesuai dengan lingkungan, prilakunya sering bertentangan dengan norma-norma yang terdapat di dalam masyarakat ia berada.
Dalam peraturan pemerintah No. 72 tahun 1991 disebutkan bahwa: tuanlaras adalah gangguan atau hambatan atau kelainan tingkah laku, sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat.  Sementara itu masyarakat mengenalnya dengan istilah anak nakal. Ada beberapa komponen yang penting diperhatikan adalah:
Ø  Adanya penyimpangan perilaku yang terus menerus menurut norma yang berlaku sehingga menimbulkan ketidak mampuan belajar dan penyesuaian diri,
Ø  Penyimpangan itu tetap ada walaupun telah menerima layanan belajar serta bimbingan.
Dalam pengklasifikasian anak tunalaras banyak ragamnya diantaranya:
Ø  Anak tunalaras dapat dikelompokan atas tingkah laku yang beresiko tinggi dan rendah, secara umum anak tunalaras menunjukan cirri-ciri tingkahlaku yang ada persamaanya pada setiap klasifikasi, yatiu kekacauan tungkah laku, kecemasan dan menarik diri, kurang dewasa, dan agresif, (rosembera dkk: 1992)
Ø  Quay : 1979, James J. Gallagher :1986. Mengemukakan sebagai berikut yaitu : anak mengalami ganguan prilaku yang kacau mengacu pada tipe anak yang melawan kekuasaan, anak yang cemas menarik diri (pemalu, takut dsb), dimensi ketidak matangan yaitu mengacu pada anak yang tidak ada perhatian dan tidak ada minat, dan anak agresi sosialisasi yaitu mempunyai cirri atau masalah prilaku yang sama dengan gangguan prilaku yang bersosialisasi dengan”gang” tertentu.
Karateristik anak tuna laras sebagaiman yang di kemukakan  oleh hallahan & Kauffman (1986) berdasarkan dimensi tingkah laku anak tunallaras.
Ø  Anak yang mengalami kekacauan tingkah laku,
Ø  Anak yang sering nmerasa cemas dan menarik diri,
Ø  Anak yang kurang dewasa, dan
Ø  Anak yang agresi bersosialisasi
Karateristik yang berkaitan dengan segi akademik, social/emosional. Fisik/kesehatan anak tunalaras. Kelainan prilaku yang mengakibatkan adanya penyesuaian social dan sekolah yang berakibat dari penyesuaian yang buruk.
F.       Kebutuhan Pendidikan Dan Jenis Layanan Bagi Anak Tunalaras
Kebutuhan pendidikan anak tunalaras sesuai dengan karateristik anak tunalaras yang telah di kemukaan, maka kebutuhan anak tunalaras diharapkan dapat mengatasi problem prilaku anak tersebut.
Ada beberapa jenis layanan di antaranya adalah:
Ø  Mengurangi atau menghilangkan kondisi yang tidak menguntungkan yang dapat menyebabkan adanya ganguan prilaku
Ø  Menentukan model-model atau teknik pendekatan
Ø  Tempat layanan.