Senin, 21 Maret 2011

orthopaedagogik


Kata Pengantar

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karna atas berkat dan rahmatnya serta ijin-Nya kami masih bisa menghirup udara sampai saat ini dan dapat menyelesaikan resume dan tanggung jawab kami sebagai seorang mahasiswa yang masih keritis dengan ilmu pengetahuan.
Kedua kalinya shlawat teriring salam kami haturkan kepada junjungan Alam Nabi Bersar Muhammad SAW. Yang telah membawa ummat manusia dari alam kejahiliahan kebodohan menunju Alam Tauhid serta Iman.
Dengan adanya resume orto pedagogik ini, kami menyadari betapa pentingnya mengajar di lingkungan pendidikan karna merupakan suatu landasan bagi kita untuk dapat mengetahui serta mengenal lingkungan sekitar kita baik secara teori maupun secara praktikumnya langsung, di samping itu juga kita dapat memanfaatkan apa yang ada di sekeliling kita dalam melakukan komunikasi mengajar antara guru dengan peserta didiknya.
Maka dalam penulisan resume ini, sebagaimana mestinya apa yang menjadi isi dalam resume ini dapat kita ambil hikmahnya, sebagai suatu tambahan ilmu pengetahuan bagi kita, terutama kelompok kami dan para pembaca umumnya.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih, semoga resume resume ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya..amin.

Aikmel, 24 Januari 2010
TTD

Penyusun
A.      Perbedaan Dan Persamaan Ortopedagogik Dengan Pendidikan Luar Biasa
a)      Ortopedagogik
Secara etimologis ortopedagogik berasal dari bahasa yunani, terdiri dari tiga buah kata yaitu : orto yang berasal dari kata orthos yang berarti lurus, baik dan sehat, Sedangkan peda yang berasal dari kata paeda yang berarti anak, danagogik yang berasal dari kata agogos yang berarti pendidikan. Jadi ortopedagogik dapat di artikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas pendidikan yang diberikan untuk membantu pendidikan anak luar biasa.
Adapun ortopedagogik ini meliputi berbagai hal diantaranya :
Pemahaman Anak Luar Biasa
Banyak istilah untuk menyatakan bahwa seseorang adalah luar biasa, seperti halnya anak cacat, anak abnormal, anak berkekurangan dan anak khusus. Anak anak luar biasa ini bagian dari anak yang kehilangan atau mengalami penurunan fungsi organ, yang mengalami masalah belajar atau masalah tingkah laku, dan yang mempunyai keistimewaan intelek. Anak ini mempunyai perbedaan dengan anak yang normal yaitu dalam memenuhi kebutuhannya memerlukan pendidikan khusus secara perorangan.
Istilah-istilah diatas memiliki kaitan dengan istilah-istilah disability yaitu menutunnya fungsi atau hilangnya salah satu  organ, impairment sinonim dengan disability. Handicap yaitu disability yang mengakibatkan masalah dalam interaksi dengan lingkungan, dan at risk yaitu kemungkinan akan menjadi handicap. Di samping itu juga ada berbagai macam jenis anak luar biasa diantaranya berdasarkan kelainan fisik (kelainan pengelihatan, kelainan pendengaran dan cacat tubuh), kelainan mental (golongan cerdas dan golongan terbelakang mental), dan kelainan social yang biasa di sebut tuna laras
Sebab-Sebab Keluarbiasaan
Keluar biasaan  ini dapat terjadi saat peranatal, natal dan post natal
Ortopedagogik Sebagai Ilmu
Ortopedagogik ini dapat juga dikatakan sebagai ilmu yang berdiri sendiri, karn telah memenuhi syarat disiflin ilmu yaitu obyek material, obyek formal dan metode sendiri. Pada ortopedagogik ini juga memiliki tujuan yang sama dengan pendidikan sebagai mana mestinya.
Yang menjadi obyek dari ortopedagogik ini adalah anak luar biasa yang memiliki kelainan atau masalah sedemikian rupa sehingga membutuhkan pelayanan kuhusus, dan menjamin sampainya suatu hak pendidikan kepada yang membutuhkanya yaitu anak luar biasa.
Landasan Dan Tujuan
Disamping itu juga ortopedagogik bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan seperti halnya tujuan pendidikan biasa, namun sudah barang tentu dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan kemampuan anak luar biasa, tujuan yang berada di luar kemampuan anak tidak perlu disampaikan.
Pengembangan Instruksional
Di dalam pengembangan instruksional ini terdapat tiga komponen dalam pendidikan guna mencapai hasil yang optimal yakni tujuan, pelaksanaan dan evaluasi.
b)      Pendidikan Luar Biasa
Menurut pradopo (1977) pendidikan luar biasa ialah pendidikan kepada orang-orang yang dalam keadaan kekurangan maupun kelebihan pada pertumbuhan dan perkembangan segi fisik, intelegensi, social dan emosinya.
Seperti telah di jelaskan pada bagian ortopedagogik, sebab-sebab keluarbiasaan untuk dapat di tinjau dari segi waktu kejadiannya yaitu prenatal, natal dan postnatal. Namun terdapat juga factor-faktor keturunan yang disebut juga factor endogen dan exogeen.
Terdapat tiga komponen dalam pendidikan guna mencapai hasil yang optimal yakni : tujuan, pelaksanaan dan evaluasi tidak terkecuali pendidikan luar biasa.
NO
CAKUPAN
PERSAMAAN
PERBEDAAN
1
Pemahaman anak luar biasa termasuk jenis-jenisnya
Sama-sama membutuhkan pelayanan pendidikan khusus
Ortopedagogik : meliputi anak yang mempunyai nkekurangan, sedangkan PLB ; Meliput anak yang memiliki kelebihan.
2
Sebab-sebab keluarbiasaan
Berdasarkan waktu kejadianya sama-sama dapat terjadi saat prenatal, natal dan post natal
Ortopedagogik : ditinjau dari waktu terjadinya, sedangkan PLB : selain dari waktu terjadinya juga berdasarkan factor ketutunan dan factor perolehan atau exogeen
3
Sebagai ilmu
Sama-sama memenuhi semua dari persaratan duatu disiplin ilmu.
Ortopedagogik ; merupakan sub dari disiplin ilmu PLB, sedangkan PLB : mencakup semua dari ortopedagogik.
4
Landasan dan tujuan
Landasan:
 sama berlandaskan atas prikemanusian meningkatkan harkat dan martabat seseorang.
Tujuan : memberi pelayanan yang sebagaimana mestinya pendidikan itu sebenarnya.
Ortopedagogik : sebagai alasan ortopedagogik dibangun terdapat pada diri anak didik yang mempunyai kelainan, serta prikemanusian serta pengamalan ortopedagogik,dan bertujuan memberi layanan pendidikan dengan bebrapa penyesuaian sesuai kemampuan anak.
Sedangkan PLB : berdasarkan historis/ sejarah psikologis atau ilmu ilmu jiwa, dan bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik atau mental.

B.       Definisi, Klasifikasi, Penyebab Dan Cara Pencegahan Tunagrahita
Salah satu definisi yang diterima secara luas dan menjadi rujukan utama ialah definisi yang dirumuskan (1983) yang secara resmi di gunakan AAMD (American Association on Mental Deficiency) sebagai berikut. Mental retardation refers to significantly subaverage general intellectual functioning resulting in or adaptive vehavior and manifested during the developmental period (hallahan & Kauffman, 1988 : 47) yang artinya tunagrahita mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata (normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian diri dan semua ini berlangsung (termanifestasi) pada masa perkembangannya.
Berdasarkan pengertian di atas penyandang tunagrahita, seseorang harus memiliki tiga cirri-ciri yatiu: fungsi intelektual umum secara signifikan berada di bawah rata-rata, kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian (prilaku adaptif), dan ketunagrahitaan berlangsung pada priode perkembangan. Bila seseorang hanya memiliki salah sati dari cirri-ciri tersebut maka yang bersangkutan belum dapat dikategorikan sebagai penyandang tunagrahita.
Klasifikasi pengelompokan berdasarkan kelainan jasmani yang di sebut tipe klinis sebagai  berikut:
  • Down syndrome (disebut juga mongoloid)
  • Kretin (disebut cebol)
  • Hydrocephal
  • Microcephal
  • Macrocephal
Berikut beberapa penyebab ketunagerahitaan yang sering ditemukan baik yang berasal dari factor keturunan maupun factor lingkungan:
Ø  Factor keturunan
Ø  Gangguan metabolism dan gizi
Ø  Infeksi dan keravunan
Ø  Trauma dan zat radioaktif
Ø  Masalah pada kelahiran
Ø  Factor lingkungan
Dengan di temukanya berbagai factor penyebab ke tunagrahitaan sebagai hasil penyelidikan oleh para ahli, seyogyanya diikuti dengan berbagai upaya pencegahanya. Berikut alternative upaya pencegahan yang disarankan, antara lain:
Ø  Penyuluhan genetic
Ø  Diagnostic
Ø  Imunisasi
C.      Karateristik Anak Tunagrahita
Karateristik anak tunggrahita secara umum berdasarkan adaptasi dari james D.page (suhaeri HN: 1979) sbb:
  1. Akademik
  2. Social/emosional
  3. Fisik / kesehatan
Berikut yang dikemukakan karateristik anak tunagrahita menurut tingkat ketunagerahitaanya.
  1. Karateristik tunagrahita ringan
  2. Karateristik tunagerahita sedang
  3. Karateristik anak tunagrahita berat dan sangat berat
Adapun karateristik/ cirri-ciri pada masa perkembangan
  1. Masa bayi (pada saat ini sulit untuk membedakannya)
  2. Masa kanak-kanak (pada masa ini anak tunagrahita lebih mudah di kenal daripada tunagrahita ringan)
  3. Masa sekolah (pada masa ini anak tunagrahita sangat mudah untuk di kenal karena merupakan masa penting diperhatikan karena biasanya anak tunagrahita langsung masuk sekolah dan ada di kelas-kelas SD biasa.
  4. Masa puber (pada masa ini perubahan yang di miliki remaja tunagrahita sama halnya dengan remaja biasa. Pertumbuhan fisik perkembangan normal, tetapi perkembangan berfikir dan keperibadian berada di bawah usia, akibatnya ia mengalami kesulitan dalam bergaul dan mengendalikan diri.
D.      Kebutuhan Pendidikan Dan Jenis Layanan Bagi Anak Tunagrahita
1)      Kebutuhan Pendidikan
Kebutuhan anak normal, anak tunagrahita membutuhkan pendidikan, pendidikan dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh individu.
a.       Landasan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
·        Landasan sebagi alasan adanhya kebutuhan pendidikan bagi anak tunagrahita
·        Landasan sebagai alasan perlunya pencapaian kebutuhan pendidikan bagi anak tunagrahita
·        Landasan sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
b.      Tujuan pendidikan anak tunagrahita
Pada dasarnya tujuan pendidikan yang hendak di capai oleh tunagrahita tidak berbeda dengan tujuan pendidikan pada umumnya, sebab anak tunagrahita itu sendiri lahir di tengah-tengah masyarakat. Anak tunagrahita mengalami kesukaran dalam mencoba menghampiri tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan anak tunagrahita seperti yang di ungkapkan oleh kirk (1986) adalah sbb; a) dapat mengembangkan potensi dengan sebaik-baiknya,  b) dapat menolong diri, berdirisendiri dan berguna bagi masyarakat, c) memiliki kehidupan lahir batin yang layak.
Adapun jenis layanan bagi anak tunagrahita. Pendidikan anak tunagrahita bukanlah program pendidikan yang seluruhnya terpisah dan berbeda dari pendidikan umum. Jenis layana untuk anak tunagrahita perlu mendapat perhatian sesuai dengan kebutuhan anak tersebut, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta orang tua dan masyarakat, berikut ini akan di kemukakan hal-hal yang berkaitan dengan jenis layanan bagi tunagrahita secara geris besar, sbb;
1.      Tempat dan system layanan
2.      Cirri khas pelayanan
3.      Strategi dan media
4.      Evaluasi
E.       Pengertian, Klasifikasi Dan Karateristik Anak Tunalaras
Istilah “tunalaras” baru di kenal di dalam dunia pendidikan luar biasa. Istilah tuna laras berasal dari kata “tuna” yang berarti kurang dan “laras” berani sesuai. Jadi anak tuna laras berarti anak yang bertingkah laku kurang sesuai dengan lingkungan, prilakunya sering bertentangan dengan norma-norma yang terdapat di dalam masyarakat ia berada.
Dalam peraturan pemerintah No. 72 tahun 1991 disebutkan bahwa: tuanlaras adalah gangguan atau hambatan atau kelainan tingkah laku, sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat.  Sementara itu masyarakat mengenalnya dengan istilah anak nakal. Ada beberapa komponen yang penting diperhatikan adalah:
Ø  Adanya penyimpangan perilaku yang terus menerus menurut norma yang berlaku sehingga menimbulkan ketidak mampuan belajar dan penyesuaian diri,
Ø  Penyimpangan itu tetap ada walaupun telah menerima layanan belajar serta bimbingan.
Dalam pengklasifikasian anak tunalaras banyak ragamnya diantaranya:
Ø  Anak tunalaras dapat dikelompokan atas tingkah laku yang beresiko tinggi dan rendah, secara umum anak tunalaras menunjukan cirri-ciri tingkahlaku yang ada persamaanya pada setiap klasifikasi, yatiu kekacauan tungkah laku, kecemasan dan menarik diri, kurang dewasa, dan agresif, (rosembera dkk: 1992)
Ø  Quay : 1979, James J. Gallagher :1986. Mengemukakan sebagai berikut yaitu : anak mengalami ganguan prilaku yang kacau mengacu pada tipe anak yang melawan kekuasaan, anak yang cemas menarik diri (pemalu, takut dsb), dimensi ketidak matangan yaitu mengacu pada anak yang tidak ada perhatian dan tidak ada minat, dan anak agresi sosialisasi yaitu mempunyai cirri atau masalah prilaku yang sama dengan gangguan prilaku yang bersosialisasi dengan”gang” tertentu.
Karateristik anak tuna laras sebagaiman yang di kemukakan  oleh hallahan & Kauffman (1986) berdasarkan dimensi tingkah laku anak tunallaras.
Ø  Anak yang mengalami kekacauan tingkah laku,
Ø  Anak yang sering nmerasa cemas dan menarik diri,
Ø  Anak yang kurang dewasa, dan
Ø  Anak yang agresi bersosialisasi
Karateristik yang berkaitan dengan segi akademik, social/emosional. Fisik/kesehatan anak tunalaras. Kelainan prilaku yang mengakibatkan adanya penyesuaian social dan sekolah yang berakibat dari penyesuaian yang buruk.
F.       Kebutuhan Pendidikan Dan Jenis Layanan Bagi Anak Tunalaras
Kebutuhan pendidikan anak tunalaras sesuai dengan karateristik anak tunalaras yang telah di kemukaan, maka kebutuhan anak tunalaras diharapkan dapat mengatasi problem prilaku anak tersebut.
Ada beberapa jenis layanan di antaranya adalah:
Ø  Mengurangi atau menghilangkan kondisi yang tidak menguntungkan yang dapat menyebabkan adanya ganguan prilaku
Ø  Menentukan model-model atau teknik pendekatan
Ø  Tempat layanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar